Tahukah, Anda? Siapa yang menanam pohon mangga yang berada di depan Asrama Y, timur masjid Pesantren Tebuireng? KH Idris Kamali jawabannya. Hal ini merupakan legasi dari beliau mengenai sedekah oksigen. Kiai Idris adalah santri Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari yang berasal dari Cirebon. Berkat prestasinya semasa menjadi santri, dikemudian hari beliau diambil menantu oleh gurunya (Hadratussyaikh). Beliau juga meneruskan perjuangan gurunya di Pesantren Tebuireng. Melalui kelas khusus yang beliau selenggarakan, banyak santri yang di kemudian hari menjadi sosok hebat. Misalnya, Prof Dr KH Ma’ruf Amin (Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia), Prof Dr KH Tolchah Hasan, Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub, dan sebagainya.
KH Idris Kamali semasa tinggal di Pesantren Tebuireng, selain sibuk mendidik santri juga memiliki kegemaran memelihara binatang, seperti kambing dan menanam tanaman; pohon mangga di depan halaman Pesantren Tebuireng. Menanam pohon merupakan tindakan mulia. Banyak manfaat yang dipetik. Buahnya dapat diambil dan dinikmati para santri. Kesejukan yang dirasakan saat terik matahari di siang hari. Selain itu adalah oksigen. Dengan menanam satu pohon, maka akan memberikan manfaat bagi manusia. Kualitas udara juga makin membaik.
Dari pohon akan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis yang menyuplai energi melalui cahaya matahari, CO2, dan air yang diserap dalam tanah melalui akar. CO2 + H2O + matahari akan menghasilkan glukosa (C6H12O6) dan oksigen (O2). Manusia sangat membutuhkan zat gula karena zat gula sendiri merupakan sumber pangan bagi manusia.
Mutakhir ini, banyak kelompok masyarakat bahkan juga pemerintah menyelenggarakan aksi menanam pohon. Setiap tanggal 10 Januari menjadi momentum rutin untuk menanam pohon secara berjemaah di banyak tempat. Tujuan dari acara tersebut adalah meningkatkan kesadaran manusia akan pentingnya melestarikan alam.
Sependapat maupun tidak, kini kerusakan alam sudah terjadi dimana-mana. Udara menjadi semakin panas. Tanah longsor bisa mengancam kapan saja. Siapa yang harus bertanggungjawab akan kerusakan alam kita? Sebagai seorang yang masih terus belajar, kita perlu untuk ikut berkontribusi menjaga lingkungan. Minimal lingkungan sekitar kita tinggal. Kita tidak boleh membiarkan tangan kita merusak tanaman. Pesantren kita amat tidak indah manakala tidak ada tanamannya. Serasa kurang sejuk manakala pohon-pohonnya tidak ada. Tanaman yang ada bukanlah sebatas penghias saja, tetapi memberikan hal lain yang sangat berharga bagi kehidupan kita.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan, terdapat 292 bencana alam di Indonesia selama 1 Januari-15 Februari 2024. Banjir menempati posisi teratas mendominasi bencana alam nasional hingga pertengahan Februari tahun ini, yaitu 186 kejadian. Jumlah ini setara 63,69% dari total bencana alam di tanah air. Selanjutnya, cuaca ekstrem, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 5 kejadian, gempa bumi dan erupsi gunung api.
Meneladani sedekah oksigen dari Kiai Idris Kamali dengan menanam pohon memiliki banyak manfaat. Menurut Erynasih, pengajar di kampus Muhammadiyah, Yogkarta ada beberapa poin: Pertama, meredam gas rumah kaca. Penyebab terjadinya pemanasan global. Pohon berfungsi menyimpan gas karbon. Kedua, sumber kehidupan makhluk hidup. Ketiga, menjaga kualitas udara. Keempat, menyimpan kuantitas dan kualitas air bersih. Kelima, menurunkan suhu udara. Keenam, meredam kebisingan. Ketujuh, mengurangi kekuatan angin.
Jadi, apa yang telah dilakukan oleh Kiai Idris Kamali merupakan teladan nyata bagi kita, para santri Tebuireng khususnya. Dalam hal ini, mengingatkan sebuah syair hikmah KH Wahid Hasyim yang termaktub dalam buku Sejarah Hidup KH. Abd. Wahid Hasyim, artinya:
“Para pendahulu telah menanam, sehingga kita memakan buahnya. Sekarang kita juga menanam agar generasi mendatang memakan hasilnya”.
Kiai Idris Kamali adalah kiai yang penuh teladan dan patut untuk kita teladani. Dalam soal mendidik santri sudah kita saksikan bersama bahwa beliau telah berhasil mendidik dengan baik. Terbukti banyak murid beliau yang kini masih aktif mengajar kita semua, seperti KH Kamuli Khudhlori. Dalam konteks penanaman pohon yang dilakukan beliau sungguh menginspirasi kita
Teladan sedekah oksigen dari Kiai Idris Kamali ini dapat kita teladani. Menanam pohon menjadi solusi untuk membuat udara lebih segar. Dengan menanam pohon selain bagian dari merawat lingkungan dan bumi, juga bermanfaat secara kesehatan. Lebih-lebih manusia menghirup 740 kilogram oksigen per tahun. Sedangkan, sebuah pohon setinggi 12 meter dengan berat dua ton dapat menghasilkan sekitar 118 kilogram oksigen tiap tahun. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan bernafas seorang manusia dewasa dalam setahun, dibutuhkan sekitar 7-8 pohon besar.
*Tulisan ini pernah terbit di Rubrik Telaah Lingkungan Majalah Tebuireng Edisi 93 (Juni-Agustus 2024): Saru tapi Perlu.
Penulis: Ahmad Faozan, M.H. (Direktur Bank Sampah Tebuireng)
Editor: Ikhsan Nur Ramadhan