Dalam mengatasi permasalah sampah, PT Sinar Gula Nusantara (SGN) Pabrik Gula Tjoekir mengadakan kerja sama sekaligus penandatanganan MoU pengelolaan sampah dengan Bank Sampah Tebuireng (BST) di ruang rapat Dwaraka PG Tjoekir, Sabtu (22/2/2025).
General Manager PG Tjoekir Abdul Aziz Purmali, menceritakan latar belakang diadakannya kerjasama dengan BST. “Awalnya kami mendapatkan surat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Jombang. Salah satu isinya, harus menjaga lingkungan dengan mengelola sampah domestik. Dan kami menemukan solusi, kerja sama dengan BST yang sudah diakui secara nasional,” ungkapnya.
Untuk tahap awal, PG Tjoekir menyerahkan seluruh sampah terpilah secara cuma-cuma dan hanya menerima data hasil penimbangan sampah. Pihak PG Tjoekir sudah melakukan sosialisasi dengan karyawan agar membuang sampah sesuai tempatnya dan mengurangi sampah plastik. “Seperti sekarang, kami memulai meminimalkan plastik dengan minum wadah gelas kaca, bukan botol plastik kemasan,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Direktur BST Ahmad Faozan menyampaikan bahwa masalah sampah itu soal mindset. Manusia selalu memproduksi sampah tiap harinya. Pada tahun 2024 saja, BST mengolah sampah sebanyak 439.594 ton, dengan total sampah terpilah 218.417, residu pilah 148.352 ton, dan sampah terbuang 221.177 ton. Oleh karenanya, permasalahan sampah ini harus diubah, mulai dari mindset tiap orangnya.
Direktur BST mengaku bahwa di BST bekerja untuk kehidupan. Karena kalau mengambil keuntungan ekonomi sepertinya tidak cukup, BST berangkat dari pendidikan. Maka, dari situlah sama-sama belajar menangani sampah di lingkungan pesantren. Dari langkah pertama, kedua, dan ketiga itu susah.
“Kalau dulu diperintah untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi sekarang diperintahkan untuk membuang sampah sesuai jenisnya. Mengolah sampah tidak hanya memilah, tetapi bisa menjadi produk, ada kompos misalnya. Alhamdulillah, kami mendapatkan pengakuan dan penghargaan karena sudah sistematis dalam menangani sampah,” ucapnya.
Kepala Desa Cukir Sawung Agus Basuki juga menceritakan pengalamannya menjadi kepala desa yang pernah sama-sama mengajukan bank sampah ke DLH Kab. Jombang, karena Pesantren Tebuireng ini santrinya banyak, maka dibangun bank sampah di Tebuireng terlebih dahulu.
Acara dilanjut dengan penandatanganan MoU sekaligus potong tumpeng dan doa bersama. Seluruh pihak berharap agar kerja sama ini dapat berkelanjutan kedepannya.
Pewarta: Aulia Rohmatul Umma
Editor: Ikhsan Nur Ramadhan